Dua dosen dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DDI Maros, Abdul Rahman, S.Pd., M.Pd. dan Ahsan Taqwim, S.Pd.I., M.Pd., berkesempatan mengikuti program Short Course Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama (Balitbang) Makassar. Program ini dilaksanakan pada 9-10 November 2024 di kantor Balitbang di Jalan Pangeran Pettarani, Makassar. Kegiatan ini merupakan upaya untuk memperkuat pemahaman moderasi beragama di kalangan akademisi dan masyarakat, yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat, guru madrasah, dan perguruan tinggi.
Para peserta yang hadir berasal dari beragam latar belakang institusi, mulai dari ormas seperti Fatayat NU, Permabudhi, hingga sejumlah madrasah seperti MAN 1, MAN 2, MAN 3, dan MAN IC, serta institusi pendidikan tinggi seperti Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (FIB Unhas), Universitas Dipanegara, UIM, UNITAMA, UMI, UKIP, UIN Alauddin, Unismuh, dan tentunya STAI DDI Maros. Kehadiran beragam peserta ini memperkaya diskusi dan menambah wawasan mengenai moderasi beragama yang relevan dengan berbagai konteks sosial, budaya, dan agama.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dibimbing langsung oleh para instruktur Nasional Moderasi Beragama, yaitu Saprillah, Suaib Pramono, dan Awiyah. Mereka adalah ahli yang berpengalaman di bidang moderasi dan keberagaman agama di Indonesia. Dalam sesi ini, para instruktur memberikan wawasan mengenai pentingnya sikap moderat dalam beragama, khususnya dalam menghadapi potensi konflik antarumat beragama serta untuk menjaga keharmonisan sosial.
Short Course Moderasi Beragama ini berjalan dengan sukses dan mendapat sambutan positif dari para peserta. Para dosen dan peserta lainnya memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip moderasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan akademik, masyarakat, maupun institusi. Dengan pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat menjadi agen moderasi di lingkungan mereka masing-masing, membantu menyebarkan pemahaman tentang pentingnya sikap toleran dan inklusif dalam kehidupan beragama di Indonesia.
*Rahman