Selasa, 17 September 2024, STAI DDI Maros menggelar acara pelepasan 45 mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Acara yang berlangsung di Masjid Pondok Pesantren Ainus Syamsi Maros ini dihadiri oleh sejumlah pihak penting, termasuk Dosen Pembimbing PPL, Ahsan Taqwim, M.Pd., Kepala MTs Ainus Syamsi, Ustaz Abdullah, S.Ag., serta Wakil Kepala Madrasah Bidang Kemahasiswaan, Ustaz Muhammad Arif, S.Ag. Kegiatan ini merupakan salah satu tahapan penting dalam proses akademik mahasiswa untuk menerapkan teori yang telah mereka pelajari selama di bangku kuliah. Pelepasan ini juga disambut antusias oleh pihak pesantren yang berharap adanya kerjasama yang baik antara kampus dan pesantren.
Dalam sambutannya, Ahsan Taqwim, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing PPL, menjelaskan bahwa para mahasiswa akan melaksanakan PPL selama tiga bulan. Selama periode ini, mereka akan ditempatkan di dua lokasi, yaitu MTs dan MA Ainus Syamsi. Ahsan menambahkan bahwa mahasiswa akan bertanggung jawab mengajar empat mata pelajaran utama, yaitu Aqidah Akhlak, Fiqh, Al-Qur’an Hadis, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Ini menjadi kesempatan emas bagi mahasiswa untuk menguji dan mengembangkan keterampilan mengajar mereka secara langsung di hadapan siswa-siswi madrasah. Menurutnya, pengalaman ini penting untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi guru yang profesional dan kompeten.
Ketua STAI DDI Maros, dalam sambutannya, turut memberikan dukungan penuh kepada mahasiswa yang akan melaksanakan PPL. Beliau menyatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya bentuk implementasi dari teori yang telah dipelajari, tetapi juga merupakan langkah penting dalam pembentukan karakter sebagai calon pendidik. “Kami berharap mahasiswa mampu mengembangkan kompetensi serta etika profesional mereka selama berada di lapangan. Ini adalah momen bagi kalian untuk mempraktikkan ilmu secara langsung dan mengambil pelajaran dari tantangan yang ada,” ujar Ketua STAI DDI Maros. Beliau juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak Pondok Pesantren Ainus Syamsi yang telah bersedia menjadi mitra dalam program ini.
Kepala MTs Ainus Syamsi, Ustaz Abdullah, S.Ag., turut memberikan sambutan yang hangat. Ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada STAI DDI Maros karena telah mempercayakan Pondok Pesantren Ainus Syamsi sebagai tempat pelaksanaan PPL. Ustaz Abdullah juga berharap agar para mahasiswa dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan pesantren dan memberikan kontribusi positif kepada para siswa. Selain itu, beliau menyatakan bahwa keberadaan mahasiswa PPL di pesantren dapat memperkuat kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan pesantren dalam rangka mencetak tenaga pendidik yang berkualitas di masa depan.
Wakil Kepala Madrasah Bidang Kemahasiswaan, Ustaz Muhammad Arif, S.Ag., memberikan arahan khusus kepada para mahasiswa sebelum mereka memulai pengabdian di madrasah. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sikap sabar dan pendekatan yang humanis dalam proses mengajar. “Mengajar di madrasah aliyah penuh dengan tantangan. Namun, tantangan tersebut harus dihadapi dengan kepala dingin dan pendekatan yang bijak. Hindari penggunaan fisik atau kekerasan dalam mendidik,” tegas Ustaz Muhammad Arif. Ia juga berharap agar mahasiswa mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif bagi para siswa.
Lebih lanjut, Ustaz Muhammad Arif mengingatkan bahwa pengajaran di tingkat aliyah membutuhkan metode yang adaptif dan kreatif. Oleh karena itu, mahasiswa PPL diharapkan dapat menghadirkan pembelajaran yang interaktif serta membangun hubungan yang baik dengan para siswa. Tantangan-tantangan yang akan dihadapi selama PPL harus dijadikan sebagai pengalaman belajar yang berharga. Menurutnya, kegiatan PPL bukan hanya untuk mengasah kemampuan akademik, tetapi juga untuk melatih kepekaan sosial dan keterampilan manajerial mahasiswa dalam mengelola kelas dan berinteraksi dengan siswa secara langsung.
Kegiatan PPL di Pondok Pesantren Ainus Syamsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa maupun pihak pesantren. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar dan beradaptasi dalam lingkungan pendidikan yang sesungguhnya, sementara pesantren mendapatkan tambahan tenaga pengajar yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan akademik para santri. Pada akhirnya, kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata dari upaya kolaborasi antara dunia akademik dan lembaga pendidikan Islam untuk mempersiapkan tenaga pendidik yang profesional dan berkompeten di masa depan.