(Catatan KKN di Desa Alatengae Kec. Bantimurung Kab. Maros)
Kuliah Kerja Nyata atau istilah lain yang dikenal merupakan bagian program pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. Program ini adalah salah satu kewajiban khususnya bagi mahasiswa program strata satu (S1).
Selama di tempat KKN tentu banyak pelajaran dan cerita yang dirasakan langsung mahasiswa. Campur aduk dinamika serta nuansa yang jauh berbeda belajar di kampus merupakan pelajaran tersendiri. Sehingga KKN akan dikenang lama sebagai bagian dari perjalanan hidup.
Suka duka muncul dari banyak hal, mulai dari karakter sesama mahasiswa, implementasi program, hingga belajar dengan karakter masyarakat yang beragam. KKN punya cerita tersendiri tentang keakraban yang mengundang persahabatan hingga keluarga baru.
Lalu apa kisah mereka selama KKN?
Mari kita simak kisah pertama!
Cerita ini datang dari Desa Alatengae Bantimurung. Mahasiswa STAI DDI Maros yang berposko disini adalah Hasanuddin selaku kordes, sedangkan anggota adalah Sahrul Ramadan, Muallim, Rostiawati
Faizatur Rahma, Rusna, St. Rahmawati, Hijrawati Rajab, Riska, Miftahul Jannah dan Mawar.
Kordes mengisahkan bahwa banyak pengalaman yang didapatkannya selama ber-KKN. Berbagai macam permasalahan dilewati bersama karena saling mendukung satu sama lain. Hal paling berkesan yakni saat kami membantu program desa terkait pembagian makanan harian untuk warga miskin di desa tersebut. Hal itu menurut kami menggambarkan pesan persatuan dan kepedulian antara masyarakat dengan pemerintah. Mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur terhadap apa yang telah Allah Swt tetapkan kepada kita.
“Selama berada di sana, kami mengalami dua bencana yakni banjir dan angin kencang. Perasaan campur aduk ketika bencana datang dan jauh dari keluarga. Saat angin kencang beberapa rumah warga mengalami rusak ringan hingga rusak parah. Hal ini menggerakkan hati kami untuk saling membahu dalam meringankan beban korban, walaupun tidak seberapa tetapi hal ini sebagai pergerakan taktis terhadap kondisi masyarakat,” Kata Hasanuddin selaku Koordinator Desa Alatengae.
Hasanuddin melanjutkan bahwa kurang lebih satu minggu kami bersama masyarakat dan perangkat desa bekerja sama mengumpulkan donasi. Tergambar semangat dan kepedulian masyarakat terhadap sesama. Alhamdulillah kami punya keluarga baru. Tuan rumah kami bernama H. Hamzah sekeluarga menerima kami dengan hangat. Rasanya tidak ingin meninggalkan posko itu, tetapi rasa rindu kembali ke rumah juga tak bisa di tepiskan. Beliau berpesan jangan lupa untuk selalu berkunjung kembali.
Pesan dari masyarakat sebelum kami meninggalkan desa yakni jangan jadikan tempat ini hanya sebatas tempat ber-KKN. Sering-seringlah berkunjung kembal.
Jangan sampai melakukan KKN setelah ini yaitu Korupsi Kolusi dan Nepotisme”. Pesan yang sangat dalam untuk regenarasi bangsa. Semua pengalaman selama di sana mengajarkan kita untuk banyak bersyukur, bersabar, saling tolong menolong, dan saling menopang satu sama lain. Terima kasih telah menjadi kelurga selama 40 hari. Salam hangat dari posko KKN Desa Alatengae.
Sahabat STAI DDI Maros, tunggu cerita dari desa yang lain yah!