Maros (Humas Maros)-Madrasah Aliyah DDI Cambalagi, Kabupaten Maros, menggelar seminar hasil pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas (IKM-BK), Kamis, (12/12/2024).
Bertempat di Aula MA DDI Cambalagi, kegiatan ini dihadiri oleh H. Fachri, selaku Widyaiswara pendamping inti dari BDK Makassar, H. Aris, selaku anggota komunitas IKM dari unsur Pengawas Madrasah, Zainal Idrus, dari unsur pendidikan madrasah, dan Abdul Rahman, dari unsur Dosen.
Kegiatan dibuka oleh Kepala MA DDI Cambalagi, Muh, Jamil. Dalam pengantarnya, Muh. Jamil menyampaikan terima kasih atas pendampingan dan kerja sama kepada seluruh pihak yang terlibat selama lebih kurang 6 bulan.
“Atas nama kepala madrasah, kami mengucapkan terima kasih kepada Widyaiswara pendamping dari BDK Makassar, Pengawas Madrasah, Dosen dari STAI DDI Maros, Seksi Pendidikan Madrasah, dan seluruh dewan guru yang terlibat dalam pengimplementasian IKM-BK ini. Ini bukan akhir, tetapi akan tetap berlanjut ke depannya nanti,” ungkap Muh. Jamil.
Ahmad Rizal, salah satu anggota Komunitas IKM MA DDI Cambalagi tampil memaparkan apa saja hasil yang didapatkan selama pelaksanaan IKM-BK di Madrasahnya, baik itu keberhasilan, maupun kendala yang dihadapi selama proses belajar mengajar dan penyusunan dokumen IKM.
Adapun H. Aris, yang juga Ketua Pokjawas Madrasah, berharap, MA DDI Cambalagi dapat terus melanjutkan penerapan Kurikulum Merdeka yang dinilainya sudah berjalan dengan baik di MA DDI Cambalagi, sesuai presentasi yang disampaikan oleh Ahmad Rizal.
“Komunitas IKM-BK ini dibentuk mulai bulan Juli, pada saat kita mengikuti Pelatihan di BDK Makassar. Sekarang sudah berjalan 6 bulan dan semoga MA DDI Cambalagi tetap konsisten dan mampu mendesiminasikan IKM ini ke MA lain yang ada di Kabupaten Maros,” ucap H. Aris.
H. Fachri sendiri berharap, MA DDI Cambalagi tetap melanjutkan penerapan kurikulum Merdeka ini sambil memperbaiki kekurangan yang ada.
Ia melihat, meski masih terdapat kendala yang ditemui, sebagaimana apa yang dipresentasikan oleh Ahmad Rizal, namun menurutnya, hal tersebut diyakini dapat diatasi oleh pihak Madrasah.
Terakhir ia berharap, agar kurikulum atau apa pun namanya, dapat terus dikembangkan agar dapat menjadi alat bantu dalam melakukan perubahan dan perbaikan di Madrasah.
Seminar hasil ini pun berlangsung dalam suasana hangat dalam diskusi dan tanya jawab dari guru-guru MA DDI Cambalagi, yang kemudian ditutup dengan foto bersama. (Enal)
Sumber: https://maros.kemenag.go.id/