Keteladanan AGH Muhammad Rijal Assaggaf

 

Siang hari selasa lalu, saya bersama dengan enam orang mahasiswa hendak mengunjungi Gurutta di kediamannya di Daya Makassar. Bermaksud menjenguk beliau karena sedang sakit sekaligus memohon izin terkait pelaksanaan kegiatan kampus.

AGH Muhammad Rijal Assagaf (umumnya dikenal Puang Rijal atau Puang Ngawing) adalah ulama sepuh Nahdlatul Ulama dan Darud Da’wah Wal Irsyad Kabupaten Maros. Lahir di Maros, 28 Februari 1955. Menempuh pendidikan Sekolah Dasar Negeri di Maros tahun 1968. Kemudian melanjutkan di sekolah lanjutan tingkat pertama (PGAP) tahun 1972 dan kembali melanjutkan
sekolah lanjutan tingkat atas (PGAA) Pondok Pesantren DDI Mangkoso Barru tahun 1974.

Setelah tamat, kembali melanjutkan studi strata satu (Drs) di Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makassar 1975 hingga1982. Dimasa itu pula masuk dan aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), aktif di organisasi kemahasiswaan Nahdlatul Ulama tersebut sampai menjabat sekretaris PMII Cabang Makassar. Selain eksternal kampus, Gurutta tidak melupakan prosesnya di internal kampus. Bahkan Gurutta pernah menjadi Ketua BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) Fakuktas Syariah.

Pengabdiannya di NU tidak pernah surut, terbukti transisi proses, dedikasi dan kepemimpinannya juga pernah menjabat Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Sulawesi Selatan sampai tahun 1986.

Pengabdian sebagai Pegawai Negeri Sipil dimulai sekitar tahun 1982 sampai 2010 hingga karirnya sampai Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Maros tahun 2001 sampai 2010.

Dedikasi lainnya juga pernah sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah DDI Alliritengae tahun 1982 sampai 1992 dan Kepala Madrasah SMA/MA DDI Alliritengae Maros pada tahun 1987 sampai 1992. Pasca pensiun sebagai Aparatur Sipil Negara, Gurutta Puang Rijal tetap mengabdi sebagai Ketua STAI DDI Maros 2012 sampai 2021 dan sebagai dosen STAI DDI Maros dimulai sekitar tahun 1998.

Gurutta adalah ulama yang multitalenta, sangat mencintai umat dan berperan dalam berbagai bidang. Terbukti peranannya dalam masyarakat, pernah sebagai anggota DPRD Maros tahun 1992 sampai 1997. Sampai sekarang masih tetap berkhidmat di organisasi kemasyarakatan dengan posisi sebagai penasehat Pengurus Daerah DDI Maros, penasehat MUI Maros, penasehat NU Maros, Pembina Yayasan Masjid Taqwa Makassar 2011 sampai sekarang, penasehat Pengurus Masjid Al-Markaz Al-Islami Maros, dan sebagai pengurus Idarah Wustho Jam’iyyah Ahlut-Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Sulawesi Selatan.

Adapun keluarga Gurutta; Istri Hj. A. Jamilah Nur SM. HK. Beliau adalah puteri pertama Al Allamah Anregurutta KH. Muhammad Nur.
Kemudian putra-putrinya adalah
Syarifah Wahdaniyah, S.Hi, Ahmad Wajedi Assaggaf, Syarifah Wildanah Assaggaf, S.Si, Syarifah Witraniyah Assaggaf, S.Pd.I, M.Pd, A. Alwirdullatif Assaggaf, Lc, A. Badratunnisa Assaggaf, dan anak terakhirnya adalah A. Ahmad Ridha Assaggaf.

Mengenail silsilah tarekat, Gurutta menerima izin tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf dari orang tua Syekh HS. A. Mutthalib Assaggaf (Puang Lallo) pada tahun 1979. Kemudian menerima Talqin Tarekatul Muhammadiyah As-Sanusiyah dari HS. Jamaluddin Assaggaf Puang Ramma 1996. Adapun Tharekatul Muhammadiyah Assanusiyah, Gurutta mendapat izin mengamalkan dari jalur mertua, Al Allamah Anregurutta KH. Muhammad Nur.

Gurutta adalah putra keempat dari Syekh Sayyid Abdul Mutthalib Assaggaf. Ulama yang lahir ahir di Maros, 1 Januari 1925 dan wafat di Maros 13 April 1992 (usia 67 tahun). Ulama yang pernah menempuh Pendidikan Pesantren di pulau Salemo dan Mengaji pada Gurutta KH. Muhammad Asaf dan KH. Puang Tobo. Membimbing umat melalui dakwah dan tarekat.

Gurutta sangat santun dan bersahaja dalam berbicara. Tercermin sangat kharismatik karena ilmu, adab dan tutur katanya.

Pada pertemuan itu, beliau duduk di atas kasur dan kami duduk dengan penuh takzim di depannya, terlihat Gurutta sangat bertawakkal dan sempat mengatakan kepada kami yang kurang lebihnya “sakit itu ujian anakku, ya beginilah manusia memang salah satu ujiannya adalah sakit, kita harus sabar, ya kita berserah diri kepada Allah nak yah.” Unggkap Gurutta.

Gurutta juga menasehati kami soal moderasi beragama dan petuah-petuah kehidupan secara umum. Adapun pertemuan kami akhiri dengan doa bersama. Semoga Gurutta lekas sehat sehingga kembali beraktivitas dan berkontribusi untuk ummat. Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq

Daya Makassar, 2 November 2021

Abdul Rahman, S.Pd. M.Pd
Sekertaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STAI DDI Maros/
Dosen di STAI DDI Maros

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *