Sebagai mahasiswa, mendapat kesempatan untuk kunjungan belajar ke luar negeri patutlah bersyukur dan berbangga. Baik kunjungan jangka pendek seperti rekreasi, konferensi, atau kolaborasi. Begitupun kunjungan jangka panjang seperti berkarir dan lanjut studi. Bagaimana tidak, belajar ke luar negeri menjadi primadona banyak orang.
Kunjungan ke luar negeri memiliki banyak manfaat. Misalnya memperbaiki kematangan berpikir dan pergaulan seseorang, membangun jejaring internasional, memupuk perikemanusiaan, menambah pengetahuan dan pengalaman. Hal ini sangat berguna terhadap prestise, nilai positif serta prospek dan visi masa depan individu maupun lembaga seperti kampus di mata masyarakat.
Perjalanan keluar negeri akan memperkaya dan menambah wawasan global serta memperkenalkan budaya baru. Kepercayaan diri dan perlunya memahami toleransi di tengah masyarakat dunia yang majemuk dan multikultural. Tanpa kehilangan karakter keislaman dan keindonesian. Juga membangun pola pikir yang tidak jumud dan tertinggal. Ibarat katak dalam tempurung.
Khairullah Hayang adalah salah seorang mahasiswa STAI DDI Maros yang mendapatkan kesempatan itu. Ke Turki dibimbing oleh sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Maros. Selama kurang lebih dua pekan kunjungan belajar di negeri yang terkenal dengan Hagia Sopianya.
Ia memiliki karakter energik, penggerak dan pembelajar. Lahir di Maros, 23 Desember 1996. Sebelum mahasiswa, pernah nyantri di Pondok Pesantren Manbaul Ulum Fidaus Tompobalang Bantimurung. Sejak itu aktif berorganisasi dan hobi berkesenian.
Karakternya terkadang frontal tapi lugas dan bertanggung jawab. Jiwa kesantriannya tak lekang oleh waktu. Ia pun sangat mencintai budaya nusantara. Hal ini nampak pada pakaian sarungan khas santri dalam sesi foto di Taxim Turki.
Pasca kunjungan belajar ke Turki. Khairullah berharap mahasiswa Maros mendapat akses beasiswa lanjut studi ke Eropa khususnya Turki. Khairullah juga bercita-cita dan sementara dalam proses membuat buku.
“Banyak hal edukatif yang kami dapatkan saat kunjungan belajar di Turki. Misalnya keramahan masyarakat Turki terhadap pendatang dari Indonesia, tidak membeda-bedakan ras, keramahan menerima tamu dengan ciri khas teh, jaringan serta kemajuan sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, dalam waktu dekat kami akan menyelenggarakan sharing session dengan mengajak civitas akademika kampus STAI DDI Maros sebagai implementasi tindak lanjut kunjungan di Turki,” terang Khairullah.