IP DDI Kab. Maros melaksanakan kegiatan pelantikan Pimpinan Cabang IP DDI Kecamatan Tanralili dan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Angkatan XXIII. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 06-10 Juli 2024 dengan tema “Rekontruksi Nilai-Nilai Pengabdian Kader IP DDI Maros dalam Mewujudkan Kader yang Progresif, Militan, serta Solutif.”
Kegiatan pelantikan dan LDK bertempat di Pondok Pesantren Wahdaniyatillah Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros yang dimulai pada tanggal 06 Juli 2024 pukul 13.00. Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Wilayah IP DDI Sulsel, Pengurus Daerah DDI Kabupaten Maros, dan Pimpinan Daerah IP DDIb Kabupaten Maros.
Acara dimulai dengan pelantikan PC IP DDI Kecamatan Tanralili dan sambutan oleh PD IP DDI Maros, Ketua PW IP DDI Sulsel, serta PD DDI Kabupaten Maros. Dalam sambutannya, Abdullah S.Pd (Ketua PD IP DDI Maros) menyampaikan bahwa harapan mereka dalam terbentuknya PC IP DDI Tanralili dapat memberikan kontribusi besar dan dampak positif bagi pemuda-pemuda di Kecamatan Tanralili serta mampu mengambil peran dalam misi pemerintah Kabupaten Maros untuk menjadikan Maros semakin religius.
Sambutan selanjutnya oleh Muh. Arafah SH.I MH (Ketua PW DDI Sulsel) menyampaikan bahwa “Bunga yang mekar bukan bunga yang baru ditanam kemarin sore, tapi bunga yang mekar hari ini adalah bunga yang sudah dirawat jauh hari sebelumnya. Artinya, jika besok ingin mekar maka rawatlah, didiklah, binalah, kaderlah dirimu. Biarkanlah air mata itu menangis karena air mata perjuangan hari ini, daripada besok air matamu keluar karena air mata penyesalan.”
Sambutan dari Wakil Ketua PD DDI Maros sekaligus Pimpinan Ponpes Wahdaniyatillah (Ust. Ilyas Said S.Ag) menyampaikan bahwa “Hari ini kalian diasah otaknya, diasah keahlian fisiknya supaya kelak kalian bisa menjadi kiyai, bisa menjadi pemimpin, karena proses kaderisasi adalah sebuah pendekatan yang waktunya singkat tetapi bisa memberikan pengaruh yang besar dalam membentuk cara berpikir dan cara bersikap karena di sana menggabungkan berbagai macam kompetensi yang dipadatkan waktunya dengan bahasa kaderisasi militansi.”