Penanaman pohon bakau pada hari ahad, 31 Juli 2022 di Desa Ampekale Maros menutup rangkaian kegiatan Southeast Asia Academic Forum for Sustainable Development (SEA-AFSID 2022) yang diselenggarakan Southeast Asia Academic Mobility (SEAAM) bersama beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam Higher Education Consorsium For Maros Research dan Development diantaranya Universitas Muslim Maros (UMMA), STIA Abdul HarisMakassar, STAI DDI Maros, Kegiatan tidak hanya dihadiri oleh perguruan tinggi yang tergabung dalam konsorsium, namun juga dilibatkan dari unsur organisasi kemahasiswa dan kepemudaan diantaranya Karang Taruna Kecamatan Bontoa, HMI Maros, Pengurus BEM perguruan Tinggi serta perwakilan dari TNI
Koordinator penanaman pohon bakau adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muslim Maros, Fitrawahyudi, S.Pd., M.Hum, yang juga dekan FKIP menyampaikan dalam sambutan awal bahwa kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi sekaligus melibatkan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan
Kegiatan penanaman mangrove ini bertujuan untuk mengurangi potensi abrasi pada daerah pesisir pantai, meningkatkan kesadaran pentingnya hutan mangrove, meningkatkan kerjasama antar berbagai pihak untuk memperbaiki daerah pesisir yang terdampak abrasi sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitarnya. Keikutsertaan STAI DDI Maros dalam kegiatan penanaman mangrove di desa Ampekale Maros sebagai wujud implementasi dari tridarma perguruan tinggi yang menekankan pada perlunya mengintegrasikan ajaran agama Islam yang diajarkan pada mata kuliah materi Pendidikan Agama Islam dengan lingkungan alam yang ada di sekitar, Ujar Muhammad Azmi, salah satu dosen prodi Pendidikan Agama Islam
Scientific Committee SEAAM, Ismail Suardi Wekke, mengatakan kegiatan ini dianggap penting dalam menjaga kelestarian lingkungan di kawasan wisata Maros. Lebih lanjut dijelaskan Ismail, SEA-AFSID 2022 ini adalah kegiatan yang mengkolaborasikan antara perguruan tinggi dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat berbasis riset. Tercatat ada 14 perguruan tinggi ikut dalam event akademik yang dipusatkan di Rammang-rammang, Kabupaten Maros, Sulsel ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena adanya kontribusi unsur akademis dalam menganalisis dan menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat di kawasan wisata Rammang-rammang,” kata Ismail.