STAI DDI Maros selenggarakan “Dialog Komunitas” pada hari jumat tanggal 29 Juli 2022 di desa Bontolempangan Bontoa Maros, kegiatan ini masih rangkaian kegiatan Southeast Asia Academic Forum for Sustainable Development (SEA-AFSID 2022) yang diselenggarakan Southeast Asia Academic Mobility (SEAAM) bersama beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam Higher Education Consorsium For Maros Research dan Development. Diantara perguruan tinggi yang hadir adalah STAI YAPNAS Jeneponto dan STIA Abdul Haris Makassarjuga hadir beberapa unsur aparat Pemerintah Desa, Kepala Dusun, Mabinsa Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama dan mahasiswa KKN UNHAS Kegiatan ini dipandu oleh Ketua STIA Abdul Haris Makassar Ismail Suardi Wekke dan dibuka oleh Kepala Desa Bontolempangan Bontoa Maros, Muhammad Warif, sedangkan yang menjadi narasumber Muhammad Azmi, Ketua STAI DDI Maros dan H. Abd Gani Ketua I STAI DDI Maros.
Dialog komunitas yang dilakukan di desa Bontolempangan adalah Langkah awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di desa untuk memberkan solusi terhadap permasalahan tersebut. Kegiatan ini sangat bermanfaat karena adanya kontribusi unsur akademis dalam menganalisis dan menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat di kawasan wisata desa Bontolempangan Kecamatan Bontoa Maros ujar Ketua STIA Abdul Haris Makassar dan sekaligus Koordinator pelaksana SEA AFSID 2022.
Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berterima kasih atas ditunjuknya desa Bontolempangan sebagai lokasi pengabdian masyarakat berbasis riset, di desa kami banyak potensi yang dbisa dikembangkan utamanya potensi desa parawista dan potensi sumber daya alam ujar Muhammad Warif Kepala Desa Bontolempangan
Permasalahan yang dihadapai masyarakat desa Bontolempangan adalah kurangnya tenaga ahli dan sumber daya manusia untuk menggali potensi desa sehingga diperlukan sebuah kolaborasi dan sinergitas dari berbagai pihak untuk secara bersama sama mengangkat dan mengembangan potensi desa dalam berbagai aspeknya, misalnya dalam aspek ekonomi dan parawisata perlu adanya workshop peningkatan kapasitas dalam bidang pengembangan usaha milik desa (BumDes) dan desa wisata ujar Muhammad azmi, Ketua STAI DDI Maros
Salah satu identifilkasi permasalahan di desa Bontolempangan adalah bagaimana meningkatan pemahaman keagamaan masyarakat desa melalui kegiatan-legiatan keagamaan, pengajian, ceramah agama, dan khatib jumat, namun masih adanya beberapa masjid dan majelis taklim terkendala dalam hal pendanaan dalam mendatangkan khatib/ muballig ke desa sehingga diperlukan kolaborasi dengan Lembaga Dakwah STAI DDI Maros untuk mendatangkan mahaiswa dan dosen ke desa sebagai salah satu wujud implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi melalui pengabdian masyarakat Ujar Muhammad Azmi Ketua STAI DDI Maros